aduh, kesel bgt wktu dpet sms g berguna dri temen
ga setuju bgt sma isi sms nya
nih, ak bikin clear yah,ak mau berdebat masalah isi sms ini
haha #maklum, hobi debat
jangan ngaku km BERSOLIDARITAS kalo temenmu nanya ga diBANTU,
#wow, maksud nya apa tuh ? kalo tmen nanya wktu jam pljrn biasa, knpa enggak d bantu ?
tp kalo nanya pas ulangan, knpa hrs d bantu ?
apa sih salah nya kalo kita ga mau ngasih contekan pas ulangan, terutama UN ?
it's my choice, and ak ga mau ngasih contekan !
kalo qta ngasih contekan, sama aja kita mnyebabkan teman qta jdi bodoh, malas, dan g mau berusaha
jangan ngaku km BAIK kalo sampe sekarang masi liat temenmu khawatir sapa yg akan nolong dia pas UN,
#loh kok ? haha
baik ato tidakny seseorang bkn diliat dri seberapa bnyak dia memberikan contekan
d agama jga d terangkan kan ?
nyontek=curang=dosa *kok org b'buat dosa malah d blng baik?*
bkn tmen qta aja yg khawatir, smuany jg khawatir+tegang sama UN
cuma bedanya, anak pintar, dia belajar+berusaha dgn cara yg BENAR
anak malas, dia santai-santai+berusaha dgn cara yang SALAH kyk nyontek
jangan ngaku km PINTER kalo masih ada temenmu yg ENGGA LULUS UN tahun ini,
#wah wah, tmen qta yg ga lulus, kok qta yg d blng g pinter ?
temen qta ga lulus, itu bkn masalah kita, itu salahnya sndiri, knpa ga bljr lbh rajin, ato minta bimbingan kita sebelum ujian, hayoo ?
jangan ngaku km HEBAT kalo temenmu ada yg NANGIS pas pengmuman UN
#nangis bahagia ato sedih nih ? wkwk
knpa dia nangis ? psti nyesel gara" dia g bljr utk menghadapi UN
yakan ??
brarti, bkn gara" kita g ngasih contekan dong ?
Pelit itu engga guna ! !
INI BUKAN AJANG LOMBA SIAPA TERPINTAR & TERCERDAS
#haha, mngkin emg bkn ajang terpintar kali,
tpi BUKAN ajang NYONTEK jga kali
kalo qta nanya jawaban pas UN, yah sama aja boong
kalo ujian masi nanya, ngapain ujian ?
nanya itu hrs liat keadaan, kalo lgi ujian nanya jawaban, itu termasuk curang dong
inget loh, skrg nyontek pas UN, nnti pas dewasa gmna ?
jangan smpe korupsi loh !
Kalo km mau sukses di UN ini tanpa mikirin temenmu, INGET KARMA BERJALAN , belum tentu MASA DEPANMU YANG SUKSES !!
#hehe, tau ga arti karma itu ?
ada kutipan kyk gini :
apapun yg saya perbuat, baik ato buruk, itulah yg akan saya terima
trus nyontek itu kan perbuatan curang+dosa, brrti karma masi berlaku dong ??
brrti bagi yg nyontek, siap" kena karma buruk loh yaa, wkwk
qta sukses d UN , ga harus dgn menyontek
bsa dgn bkin tim sukses *kayak pemilu aja*
bisa bljr rajin
bsa ikut bimbel, dll
ato, kalo emg kalian nyontek, jgn kalian paksa tmen kalian ngasih tau jawaban,
kalo emg dia ga mau, itu kan haknya,
siapa anda yg berhak memaksa nya itu memberi jawaban ?
oh iya, sedikit peringatan bagi org.org yg suka menyontek
hati.hati loh sama org yg kmu anggap temen,
bukan berarti dia mau ngasih jawaban yg benar,
sapa tau aja jawaban yg d kasih itu salah, yakan ?
trus, kalo mau bikin sms kayak gini,
dipikir dulu yah
ini sama aja membenarkan perbuatan salah *dosa ga ya ?*
haha
that's all aja deh
makasi bwt yg uda baca cerita q
#akhirnya bsa nulis d blog \(^^)/
Jantung yang Terbuka
Diposkan oleh
vivi widianto tjan
on Monday, February 28
/
Comments: (20)
Orangtuaku jatuh cinta pada pandangan pertama, dan mereka telah menjalani kehidupan cinta selama lebih dari lima puluh dua tahun. Mereka bukan saja merasa nyaman terhadap satu sama lain atau sekedar saling bertoleransi terhadap kekurangan masing-masing. Mereka masih sungguh-sungguh saling jatuh cinta, berikut semua gairah, sakit hati, serta gejolak emosi lainnya.
Ayah selalu lebih suka menggoda daripada romantis, dan ia telah membanjiri kami dengan cerita-cerita eksploitasinya. Misalnya, pertama kali ia dan ibu saling bicara adalah sesudah Perang Dunia II, setelah ayah kembali dari Jepang. Ia sedang mengendarai mobil baru kakaknya ke kota ketika ia melihat ibu memasuki toko furniture. Ia segera berhenti, melompat keluar dari mobil dan berhasil memasuki toko tepat di belakang ibu. Ibuku yang saat itu berusia dua puluh enam tahun, dan sedang berpikir mencari apartemen, meminta kepada pemilik toko untuk menunjukkan satu set tempat tidur tunggal, yang telah ia lihat satu minggu sebelumnya. Ayah, yang saat baru sekedar mengenal ibu, melangkah ke sisinya dan berkata, “Ah Maude, masa kita tidur di tempat tidur tunggal?”
Tiga bulan kemudian mereka menikah, dan mereka memang tidur di atas dua tempat tidur tunggal itu sampai mereka mampu membeli tempat tidur ganda. Lima puluh tiga tahun kemudian mereka masih tidur di tempat tidur yang sama.
Pada usia 78 tahun, ayah menjalani bedah jantung. Ibu yang berusia 76 tahun menghabiskan setiap malam di rumah sakit, dan setiap siang di sisi tempat tidurnya. Hal pertama yang ayah katakana ketika mereka melepas selang tenggorokannya adalah hal yang paling romantis yang pernah kudengar. ia berkata, “Maude, kau tahu apa yang dokter temukan ketika membedahku ? Ia menemukan namamu terukir di jantungku…”.
sumber: chicken soup, for romantic soul
Ayah selalu lebih suka menggoda daripada romantis, dan ia telah membanjiri kami dengan cerita-cerita eksploitasinya. Misalnya, pertama kali ia dan ibu saling bicara adalah sesudah Perang Dunia II, setelah ayah kembali dari Jepang. Ia sedang mengendarai mobil baru kakaknya ke kota ketika ia melihat ibu memasuki toko furniture. Ia segera berhenti, melompat keluar dari mobil dan berhasil memasuki toko tepat di belakang ibu. Ibuku yang saat itu berusia dua puluh enam tahun, dan sedang berpikir mencari apartemen, meminta kepada pemilik toko untuk menunjukkan satu set tempat tidur tunggal, yang telah ia lihat satu minggu sebelumnya. Ayah, yang saat baru sekedar mengenal ibu, melangkah ke sisinya dan berkata, “Ah Maude, masa kita tidur di tempat tidur tunggal?”
Tiga bulan kemudian mereka menikah, dan mereka memang tidur di atas dua tempat tidur tunggal itu sampai mereka mampu membeli tempat tidur ganda. Lima puluh tiga tahun kemudian mereka masih tidur di tempat tidur yang sama.
Pada usia 78 tahun, ayah menjalani bedah jantung. Ibu yang berusia 76 tahun menghabiskan setiap malam di rumah sakit, dan setiap siang di sisi tempat tidurnya. Hal pertama yang ayah katakana ketika mereka melepas selang tenggorokannya adalah hal yang paling romantis yang pernah kudengar. ia berkata, “Maude, kau tahu apa yang dokter temukan ketika membedahku ? Ia menemukan namamu terukir di jantungku…”.
sumber: chicken soup, for romantic soul
defeat arrogance
Diposkan oleh
vivi widianto tjan
on Friday, January 7
/
Comments: (2)
Seorang pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun keheranan.
Dia melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja, ia mengangkuti air dengan ember dan menyikat lantai rumahnya keras-keras.
Keringatnya bercucuran deras.
Menyaksikan keganjilan ini orang itu bertanya, “Apa yang sedang Anda lakukan?”
Sang Guru menjawab, “Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang meminta nasihat. Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka. Mereka pun tampak puas sekali. Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya merasa menjadi orang yang hebat. Kesombongan saya mulai bermunculan. Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya.”
Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang benih-benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari.
Di tingkat terbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi.
Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.
Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan.
Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.
Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor kebaikan.
Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.
Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula kita mendeteksinya.
Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.
Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan.
Pada tataran yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self-esteem) dan kepercayaan diri (self-confidence) .
Akan tetapi, begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekat dengan kesombongan.
Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalu jelas.
Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego di satu kutub dan kesadaran sejati di lain kutub.
Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan telanjang dan tak punya apa-apa.
Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang kita butuhkan dalam hidup.
Keenam indra kita selalu mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi.
Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego.
Ilusi ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka).
Inilah akar dari segala permasalahan.
Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaran sejati.
Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan. Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik, tetapi makhluk spiritual.
Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di dunia.
Kita lahir dengan tangan kosong, dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong.
Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam kesetaraan universal.
Kita tidak akan lagi terkelabui oleh penampilan, label, dan segala “tampak luar” lainnya.
Yang kini kita lihat adalah “tampak dalam”.
Pandangan seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi ego.
Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita lakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga
demi diri kita sendiri.
Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri.
Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi.
Energi yang kita berikan kepada dunia tak akan pernah musnah.
Energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lain.
Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam.
Jadi, setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri.
Kalau begitu, apa yang kita sombongkan?
sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=168517229852663
Dia melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja, ia mengangkuti air dengan ember dan menyikat lantai rumahnya keras-keras.
Keringatnya bercucuran deras.
Menyaksikan keganjilan ini orang itu bertanya, “Apa yang sedang Anda lakukan?”
Sang Guru menjawab, “Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang meminta nasihat. Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka. Mereka pun tampak puas sekali. Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya merasa menjadi orang yang hebat. Kesombongan saya mulai bermunculan. Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya.”
Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang benih-benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari.
Di tingkat terbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi.
Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.
Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan.
Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.
Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor kebaikan.
Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.
Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula kita mendeteksinya.
Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.
Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan.
Pada tataran yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self-esteem) dan kepercayaan diri (self-confidence) .
Akan tetapi, begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekat dengan kesombongan.
Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalu jelas.
Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego di satu kutub dan kesadaran sejati di lain kutub.
Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan telanjang dan tak punya apa-apa.
Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang kita butuhkan dalam hidup.
Keenam indra kita selalu mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi.
Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego.
Ilusi ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka).
Inilah akar dari segala permasalahan.
Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaran sejati.
Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan. Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik, tetapi makhluk spiritual.
Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di dunia.
Kita lahir dengan tangan kosong, dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong.
Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam kesetaraan universal.
Kita tidak akan lagi terkelabui oleh penampilan, label, dan segala “tampak luar” lainnya.
Yang kini kita lihat adalah “tampak dalam”.
Pandangan seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi ego.
Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita lakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga
demi diri kita sendiri.
Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri.
Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi.
Energi yang kita berikan kepada dunia tak akan pernah musnah.
Energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lain.
Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam.
Jadi, setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri.
Kalau begitu, apa yang kita sombongkan?
sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=168517229852663
Blogger templates
let's get social
Popular Posts
-
Hey there.. It’s been a long time since the last time I posted something here, right? This time, I’m back. Well, not the real ‘back’. ...
-
hey readers ! it's been a while right ? some of you asked me what happened next ? well, i'll tell you now ;) today is the last ...
-
Orangtuaku jatuh cinta pada pandangan pertama, dan mereka telah menjalani kehidupan cinta selama lebih dari lima puluh dua tahun. Mereka buk...
-
been away from writing things for more than half a year. i do accepted in my 1st choice university and i wrote about it. but then i found ou...
-
i stop counting at how many times i've fallen in love for rain since a long time ago.. then i stop asking my self why rain mean so much...
-
Beberapa ekor lalat nampak terbang berpesta diatas sebuah tong sampah didepan sebuah rumah. Suatu ketika anak pemilik rumah keluar dan tida...
-
Dari pinggir kaca nako, di antara celah kain gorden, saya melihat lelaki itu mondar-mandir di depan rumah. Matanya berkali-kali melihat ke r...
-
if it's the right choice, why it hurts ? if i choose it for my own sake, why i'm not happy ? is it right or wrong ? i'm the c...
-
Di sebuah desa, ada seorang ibu yang sudah tua, hidup berdua dengan anak satu-satunya. Suaminya sudah lama meninggal karena sakit. sang ibu ...
-
Reo dan July adalah sepasang kekasih yang serasi walaupun keduanya berasal dari keluarga yang jauh berbeda latar belakangnya. Keluarga July ...